Ada seorang pria bunuh diri dengan membakar dirinya sendiri di depan Istana Merdeka, Jakarta, Indonesia.
Pria itu membakar dirinya dengan mengguyur tubuhnya dengan sebotol bensin, kemudian menyulutnya sendiri dengan korek api.
Akibat peristiwa itu, korban kontan saja mengalami luka bakar lebih dari 90 persen di tubuhnya.
Untung saja, dia diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo.
Bukan bakar diri yang tengah jadi perhatianku.
Namun, perawatan yang korban dapatkan yang patut jadi perhatian.
Loh kenapa?
Bagaimana tidak, ada pejabat pemerintah datang menjenguknya, dan bilang kalau semua biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah.
Loh kok enak?
Bagaimana itu bisa terjadi?
Kan pria itu (korban) yang memilih sendiri nasibnya dengan bunuh diri, membakar dirinya sendiri. Kenapa harus pemerintah yang menanggung perawatannya.
Bukan di luar sana masih banyak insan yang butuh dana perawatan, yang mana insan itu ya memang tidak mengingkan nasib tidak baik itu (sakit).
Nah, kenapa yang memang meminta nasib mati malah dibantu, sementara yang meminta ingin sehat atau hidup malah tidak dibantu.
Ironis memang.
Atau mungkin karena si korban bakar diri letaknya di Jakarta, sementara si insan rumahnya di pelosok desa.
Ya mana bisa begitu, harusnya pemerintah juga tahu keluhan si insan donk, kan dia juga rakyatmu.
Si insan juga membayar pajak dan lain-lain.
Wallahu Alam..
0 komentar:
Posting Komentar